I
Bosan?
Itulah kata yang paling sering muncul dalam otak ku. Tapi apakah
benar aku bosan? Tidak, aku tidak pernah bosan. Kenapa? Karena aku suka
Melakukan hal yang sama setiap hari, makan bekerja, kuliah,
bernafas. Semua orang sama kan seperti ku. Dan semua orang yang berkata mereka
bosan, itu adalah sebuah ke bohongan. Bohong.
I will change, but inever will do anything. Apa, kenapa? Aku
bahkan tidak tau.
Kau Tanya perasaan ku sekarang bagaimana?
Aku ingin berubah sekarang. But afterwards, perasaan ingin
berubah itu menghilang, lalu suatu saat hadir perasaan seperti itu. Selalu timbul
dan tenggelam, tanpa sempat melakukan apapun.
Awalnya aku pikir aku orang mudah bosan. Tapi sekarang aku
berpikir kalau aku itu pemalas.
Ya pemalas, kata yang selalu ibu ku lontarkan kepada ku. Awalnya
kau sering tidak percaya, menolak dan tidak suka ibuku mengatakan itu padaku. Tapi
seiring waktu aku menerimanya. Apa ini artinya?
Ya, bukanya berubah aku tetap sama pemalas. Keinginan ku
terhenti, minat ku hilang.
Aku berharap ada sesuatu yang akan mendorong ku, ketika aku
berapi api ketika aku mempunyai semangat itu, aku harap ada yang akan
menjaganya, menjaganya agar tak padam dan tetap ada.
Lalu siapa yang aku bias harapkan? Lalu siapa yang aku bias mintai
pertolongan. Apa aku tak sanggup berdiri sendiri? Aku lebih suka menyendiri.
Me
Ya, dari semua kandidat inilah tugas ku. Ini hidup ku.
Aku selalu berpikir orang tua ku tidak pernah memberiku
kebebasan. Tidak membiarkan ku memilih jalan ku. Aku mengerti sekarang, itu
semua tidak benar. Semua yang terjadi padaku karena ku, apa pun yang aku
lakukan akan kembali padaku ini tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain.
Lalu kenapa aku berpikir tak punya kebebasan? Karena aku tak menyukainya, itu
karena aku sendiri aku tak mengambil kebebasan itu. Membuatku tetap terbungkus
dalam jaring yang ku buat sendiri. Aku punya pilihan tapi aku tidak pernah mau
mengatakanya kepada orang tua ku, kenapa? Karena aku tidak akan konsisten,
ketakutan akanke gagalan dan harus menanggunggnya sendiri. Tapi ketika keputusan
yang kita ambil dari orang lain, orang lain itu akan ikut bertanggung jawab
kalau keputusan itu salah.
Aku suka sendiri. Tapi aku tak bias sendiri.
Apa kau tau ini bukan pertama kalinya aku mendiskripsikan
diri ku sendiri, berulangkali.
Tapi aku tak pernah mendapatkan jawabanya, banyak yang ingin
kutanyakan pada diriku sendiri. Pertanyaan itu tak pernah habis dan terus
mengalir. Apa aku bias bangkit, apa aku bias berubah?
My
Semua yang ada pada ku, aku membencinya sungguh. Aku melakukanya,
tapi aku membencinya.
Aku tidak bias tidak melakukanya. Beberapa hari ini aku
menonton sebuah drama, ya aku sangat suka menonton. Membiarkan pikiran ku bebas
melalang buana dimana mana tanpa ada pergerakan raga.
Drama itu mengisahkan tentang D.I.D, bukan seperti aku ingin
mempunyai penyakit itu, tapi lebih ke apakah aku bisa mengganti kepribadian ku.
Apa aku bisa berubah menjadi orang lain. Seperti berpenampilan berbeda, cara
berpikir yang berbeda.
Aku pikir aku yang sekarang itu buruk, sangat buruk. Dalam
salah salah satu adegan seseorang pengidap D.I.D itu berkata “Aku harap orang yang lain yang ada dalam
diri ku lebih baik dari ku”
Ya aku ingin merubah kepribadian ku sekarang. Sekarang aku ingin berubah secepatnya, sebelum
kemalasan ku melumpuhkan sel sel otak dan pergerakan ku untuk menyerah dan
tidak melakukan apa pun.
Myself
Seperti inilah, hanya mengikuti air yang mengalir. Kalau bermuara
kelaut, kalau terhambat sampah dan berhenti di selokan bagaimana?
Mungkinkah aku akan menyingkirkan sampah sampah itu? Tidak. Aku
akan berhenti dan mencoba menerima apapun yang telah terjadi dan lapang dada.
Apa sifat ku itu baik? Tentu saja tidak. Maka dari itu aku
akan berubah, Tapi……….
Aku akan berhenti ditapi dan tetap berhenti di tapi. Aku tidak
ingin itu terjadi tapi tetapi, aku tidak mau melakukan apapun. Kepribadian siapa
yang bisa aku pinjam?
Semuanya berganti semunya berlalu, hanya aku yang tertinggal
tak pernah berubah.