Cast :- Shannon Arreum williams (kim arreum)
- Kim woo bin
- Jun Ji hyun
- Kim soo hyun ( Williams kim)
Lenght : Chaptered
Genre : Family, Angst, School Romance
"Harusnya
kita tetap tinggal bersama, tersenyum bersama bersedih bersama bahkan
kelaparan bersama karna itu adalah artinya keluarga. dan kita adalah
keluarga"~kim Arreum
"Sebenarnya
oppa kemana? Bagaimana bisa dia meninggalkan adik yang paling cantik ini pulang
sendirian" kim arreum menendang nendang kerirkil dan mengomel sepanjang jalan
pulang. Ini hari kedua ahreum masuk sekolah SD, tapi oppanya sudah meninggalkanya.
Untuk anak normal harusnya arreum baru bisa sekolah tahun berikutnya. Tapi ia
memaksa untuk sekolah agar bisa terus dekat dengan oppa
. Ketika melihat oppanya
tengah bermain sepak bola di taman bersama teman temanya, arreum menggembungkan
kedua pipinya kesal dan berlari kearah oppanya, rambut kepanganya bergoyang
beriringan. Belum sempat ahreum memanggil oppanya sebuah bola mendarat mulus
tepat di kepala ahreum membuatnya terjatuh.
"yakk.. Jonhyun-ah
kenapa bolamu meleset ke anak itu kita jadi kalah bodoh" woo bin terlihat
sangat kesal dia akan memukul jonghyun "yakk, bukan kah anak yang terkena
bola jonghyun itu, adik mu" sergah jongsuk menengahi.
"Oppa... Kenapa
kau berkelahi karena permainan bukanya karena bola itu mengenai adik mu yang
cantik ini" omel arreum sambil terisak dan akhirnya dia menangis kencang.
"Arreum-ah neo gwenchana?" Woo bin memeriksa kepala arreum yang
terkena hantaman bola.
"Oppa kepala ku sakit sekali" arreum berhenti
menangis dan merebahkan badanya di rerumputan
"kenapa kau tiduran disini,
ayo aku mengantar mu pulang" woo bin mengelus rambut adiknya.
"Gendong aku ne, kepalaku sakit" arreum kembali duduk dan mengguncang
guncang lengan kakaknya. "Yang sakit itu kepala mu bukan kaki mu" woo
bin enggan untuk menggendong arreum.
"Oppa
ketika orang tidur, orang tidak hanya menyenderkan kepalanya tapi semua
badanya, jadi ketika kepalamu itu sakit semua badan pasti sulit digerakan"
woo bin menggelengkan kepalanya heran, semakin lama adiknya lebih pintar bicara
dari pada dirinya.
Jonghyun menhampiri woo bin dan ahreum "arreum-ah
mianhae aku tadi tidak sengaja, biar aku yang menggendong mu sampai rumah"
Woo bin
menatap jonghyun kesal "aku yang akan mengantar adik ku, kau main saja
lagi" arreum tersenyum senang woo bin mau menggendonya. "Kau itu centil sekali, jangan senyum senyum pada anak lain" woo bin terlihat tidak suka
melihat arreum tersenyum pada jonghyun. "Kalau ada apapun, yang pertama
kali kau harus beritahu itu aku dan apun yang terjadi satu satunya orang yang
akan menolong mu hanyalah aku, mengerti!" Ahreum menganggukan kepalnya.
Arreum
pov
Setelah
makan malam selesai oppa langsung pergi kekamarnya dia berkata ingin
menyelesaikan tugas sekolah, aku tau oppa berbohong dia akan bermain game
semalam.
aku
mengikuti appa keluar rumah diam diam, appa duduk di teras rumah,
mengehembuskan nafas berat. Aku melihatnya, appa menangis.
_______
Hari
minggu ini oppa ada pertandingan sepak bola, aku ingin pergi melihatnya tapi
dia melarang ku. Dia berjanji akan mentraktir ku es krim setelah oppa pulang.
aku mendengar
eomma dan appa berkelahi dikamar mereka. Eomma bertriak memarahi appa, game
buatan appa sudah tidak laku lagi sehingga appa tidak banyak mendapatkan
royalti, sedangkan appa belum mendapatkan ide untuk membuat game baru lagi.
Akhir akhir ini eomma bekerja lebih keras, eomma lebih sering pulang malam.
Arreum
pov end
Ji hyun
tidak bisa lagi mengendalikan emosinya "apa kau mati jika tidak bekerja di perusahan gemae itu? Kau
harus mencari pekerjaan baru kau juga harus memikirkan anak kita" kamar
mereka terlihat berantakan photo pernikahan soo hyun dan ji hyun pecah
berhamburan.
"Mianhae,
jihyun-ah aku sudah mencari pekerjaan lain tapi belum ada yang menerimaku,
bukanya mendapatkan pekerjaan baru aku malah di pecat" so hyun hanya mampu
menundukan kepalanya. Tak mampu melihat wajah istri yang sangat ia cintai harus
menderita hidup bersamanya. Hingga akhirnya keduanya terdiam dengan berbagai
pikiran yang melintas di otak mereka.
______
"Eomma
eodiya?" Woo bin yang baru pulang bertanding melihat eommanya keluar dari
rumah dengan muka sembab dan kusut. "Eomma akan berangkat bekerja, jaga
adik mu ne"
Ji hyun
tersenyum dan mengelus kepala woo bin.
Seperti
janjinya woo bin memberikan es krim untuk arreum. Arreum memakanya dengan
enggan, dia masih memikirkan pertengkaran orang tuanya. Soo hyun keluar dari
kamar membawa sekantung sampah, dia baru saja selesai membersihkan kamarnya.
"Kalian sedang makan es krim? Mana untuk appa?" Soo hyun tersenyum
pada kedua anaknya. "Kalau appa ingin es krim, bekerjalah dan dapat uang,
jangan terus meminta pada eomma" jawab woo bin ketus, woo bin masuk
kekamar dan membanting pintunya keras. Soo hyun terlihat kecewa dengan
perkataan anaknya. Sebelum soo hyun melangkah keluar arreum memeluk appanya itu dari
belakang "appa baik baik sajakan, oppa selalu berkata kasar kalau sedang
marah" soo hyun membalikan badan dan membalas pelukan anaknya. "Ne
appa baik baik saja" soo hyun menahan air matanya gara tidak menetes.
____
Keadaan
keungan
kelarga kim tak segera membaik soo hyun harus bekerja serabutan untuk
mendapatkan uang itu pun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan. Dan
perselingkuhan ji hyun dengan Lee jung jae CEO perusahaan dimana Ji hyun
sekarang membuat rumah tangganya semakin terbengkalai. Ji hyun sering
diantar pulang CEO lee menunjukan kemesraan di depan mata suaminya.
Ji hyun
sedang membereskan halaman depan, sedangkan woo bin mengajari arreum naik
sepeda. "Eomma, aku ingin sepeda juga, belajar pakai sepedanya oppa itu
susah terlalu tinggi" arreum merajuk manja pada eommanya "ne, kalau
eomma akan membelikan mu sepeda yang baru setelah eomma mendapatkan gaji bulan ini" arreum senang mendengar kata eommanya. "Arreum-ah palli kita
belajar di taman, disana lebih luas" ajak woo bin.
Hingga
sore woo bin mengajari arreum, tapi arreum belum bisa naik sepeda dengan benar.
Baru beberapa kayuhan arreum nyaris ambruk kalau woo bin tidak segera memegang
sepedanya. " Pegang stirnya dan kayuh dengan kuat, arahakan sepedanya
dengan benar, kau benar benar lebih bodoh dari jonghyun" woo bin terlihat
sangat letih mengajari adiknya"apa dari tadi aku tidak memegang setirnya
eoh?? Bahkan aku mengayuhnya dengan seluruh tenagaku" balas arreum .
Hingga akhirnya keduanya menyerah dan berbaring di rerumputan. "Tidak apa
apa kau tidak bisa naik sepeda, aku akan membonceng mu kemana pun kau mau"
kata woo bin menyemangati adiknya. "Kau janji kemanapun?"
Arreum
menoleh menatap woo bin.
"Kemanapun
dan kapanpun" woo bin membalas tatapan arreum dan tersenyum bersama.
Hari
yang paling tidak di inginkan tiba soo hyun dan ji hyun memutuskan bercerai.
Kim woo bin akan ikut bersama ji hyun, tapi ahreum belum menentukan
pilihanya dia masih belum mengerti kenapa harus bercerai. Dia masih bingung
kenapa harus memilih siapa, harusnya mereka tetap bersama, tersenyum bersama,
sedih bersama bahkan kelaparan bersama karna itulah artinya keluarga.
"Ahreum-ah
kajja ikut oppa dan eomma, kita tinggal bersama" woo bin menggenggam
tangan arreum. Ahreum melihat wajah eomma dan oppanya khawatir dan melihat
wajah appa yang tersenyum padanya seolah memberi izin pada ahreum untuk
menentukan pilihanya sendiri. "arreum-ah kajja ikut eomma ne, eomma akan membelikan sepeda yang kau inginkan"
ajak ji hyun. Arreum tau appanya tidak pernah memperlihatkan
kesedihanya didepan orang orang yang dicintainya. Tapi ahreum tau
appanya lemah, arreum tidak ingin melihat appanya menangis sendirian
lagi, tapi arreum juga tidak bisa hidup tanpa eomma dan
appa yang sangat dia sayangi "appa, ahrum ingin tinggal bersama eomma dan
oppa" soo hyun hanya mengangguk meyakinkan arreum kalau appanya tidak apa
apa, ji hyun tersenyum senang.
_________
Hari ini
ahreum belajar di sekolah barunya, ahreum sangat tidak nyaman berada diantara
anak anak asing dan dengan bahasa yang baru. Apa lagi kedatanganya juga tidak
di sambut dengan baik.
segerombolan
anak sedang membicarakan arreum, mereka
tidak suka semakin bertambah orang asia yang bodoh dan lambat di negara
mereka. Arreum hanya diam dan tidak merespon ejekan dari teman barunya.
Setelah
bel pulang arreum menunggu jemputan. Sebuah mobil berhenti di depan arreum.
"Arreum-ah, ah aku lupa kau sudah punya nama baru sakarang, shannon come
in"
shannon masuk kedalam mobil "bisakah appa berbicara bahasa korea saja dengan
ku" shannon berdecak sebal kim soo hyun hanya terkekeh mendengar perkataan
putri kecilnya.
Flash
back
"appa,
arrum ingin tinggal bersama eomma dan oppa" soo hyun hanya mengangguk
meyakinkan arreum kalau appanya tidak apa apa, ji hyun tersenyum senang.
"keunde,
ahreum tidak ingin juga melihat appa tinggal sendirian, ahreum akan ikut
appa"
Arreum
tidak bisa lagi menahan airmatanya, dia masih kecil tapi berusaha bersikap
sangat dewasa selama ini. Woo bin sangat marah mendengar keputusan arreum, dia
berlari keluar. Arreum ingin mengejar woo bin tapi ji hyun melarangnya.
"Eomma dan oppa akan pergi dan kau sudah memilih bersama appa kan?"
Arreum
mengangguk lemah.
Setelah
perceraian mereka selesai Kim soo hyun pindah ke amerika untuk merintis
karirnya lagi bersama arreum. Arreum tidak sempat berpamitan pada woo bin. Kim
woo bin terlalu marah dan tidak ingin bertemu arreum lagi.
Flash
back End
____
Belum
lama setelah bercerai Jun ji hyun mengajak Kim woo bin untuk makan
malam bersama calon appa barunya. Awalnya woo bin menolak, tapi dia
tidak bisa membiarkan eommanya terluka terlalu lama.
Kim
woo bin dan Jun ji hyun tiba disebuah rumah mewah dengan mobil yang
memang di sediakan CEO lee untuk menjemput mereka. woo bin terlihat
kagum melihat sekeliling rumah dengan halaman yang sangat melebihi taman
yang sering ia gunakan untuk bermain. Ji hyun dan Woo bin disambut
hangat oleh CEO lee, ji hyun dan CEO lee mengobrol dengan santai hingga
tanpa sadar menceritakan hubungan mereka yang terjalin sudah sangat
lama.
Kim
woo bin sangat marah saat tahu kalau ibunya dan CEO lee sudah
berhubungan sebelum eomma dan appanya bercerai. Kim woo bin berdiri dan
akan pergi sebelum anak kecil dengan rambut panjang dan sangat manis
muncul di hadapanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar